Iklan

header ads

Data Korban Bencana di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, 82 Meninggal 52 Hilang



Data Korban Bencana di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, 82 Meninggal 52 Hilang. Dilansir dari sumber akun, Info BMKG Indonesia, Jum'at (28/11/2025). 

BNPB menghimpun pengkinian data terkait korban jiwa dari bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh beberapa hari belakangan ini. 

Hingga Jumat (28/11) pagi, total korban jiwa meninggal di Provinsi Aceh berjumlah 6 orang meninggal dunia dan 11 orang masih dinyatakan hilang. Adapun rinciannya meliputi Kabupaten Benar Meriah dilaorkan 5 orang meninggal dunia dan 9 dinyatakan hilang serta Kabupaten Gayo Lues ada 1 orang meninggal dan 9 orang masih hilang. 

Sementara itu, untuk pengkinian data di wilayah Sumatera Utara, total korban jiwa meninggal dunia berjumlah 55 jiwa dan yang masih dinyatakan hilang berjumlah 41 orang. Jika dirincikan jumlah tersebut mencakup Kabupaten Tapanuli Tengah 34 jiwa meninggal dunia dan 33 orang masih dinyatakan hilang, Tapanuli Selatan ada 13 orang meninggal dunia dan 3 masih dinyatakan hilang, di Kabupaten Pakpak terdapat 1 orang meninggal dunia dan Tapanuli Utara 3 orang meninggal dunia dan 5 masih dinyatakan hilang. Sementara itu terdapat penyesuaian data di Kabupaten Humbang Hasundutan dari yang sebelumnya 5 orang meninggal dunia terdapat koreksi menjadi 4 orang meninggal dunia. 

Selain itu, di wilayah Sumatera Barat dilaporkan korban meninggal dunia sebanyak 21 jiwa. Ini disampaikan Wakil Gubernur Sumbar dalam keterangan pers tadi pagi, Jumat (28/11). 

Saat ini, seiring dengan penanganan darurat yang tengah dilakukan pemerintah telah mendirikan posko utama di Taruntung, Tapanuli Utara. Lokasi tersebut terbilang paling memungkinkan dari sisi aksesibilitasnya untuk memobilisasi peralatan, logistik, dan dan personil dan menjangkau tiga wilayah operasi yakni Aceh, Sumatera Utara,dan Sumatera Barat. 

Pemerintah juga telah menetapkan tiga langkah prioritas dalam penanganan darurat di tiga wilayah tersebut, adapun ketiga prioritas ini di antaranya pemulihan akses jalur darat baik yang tertutup akibat longsoran maupun jembatan terputus. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum telah menyiagakan alat berat dan BNPB juga telah mengerahkan dua unit pesawat untuk mendukung penanganan melalui operasi modifikasi cuaca (OMC). 

Kedua, dukungan logistik permakanan juga akan dioptimalkan ke masyarakat melalui jalur udara menggunakan satu pesawat dan satu helikopter. Bahkan jika diperlukan, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto yang sudah berkantor di Tapanuli Utara akan mengerahkan beberapa unit helikopter tambahan untuk mendistribusikan bantuan dan menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses. 

Seiring dengan tanggap darurat ini pemerintah juga masih terus memperbarui data yang di lokasi terdampak. Selain data korban jiwa, data kerusakan rumah masyarakat dan infrastruktur juga dilakukan termasuk jembatan. 

Ketiga, pemulihan akses komunikasi dan jaringan listrik. Pemerintah berharap dan mendorong agar PLN serta pengelola jaringan telekomunikasi dapat memberikan jaringan komunikasi GSM di daerah terdampak. Sehingga masyarakat dapat terhubung dengan kerabat dan keluarga di wilayah terdampak yang sejak beberapa hari terakhir kehilangan kontak. 

*Membuka Hotline*

BNPB juga membuka saluran komunikasi atau _hotline_ yang dapat dihubungi oleh masyarakat yang masih kesulitan menghubungi keluarga di daerah terdampak melalui nomor telepon 081161645500 dengan menyertakan data keluarganya berupa nama, usia, jenis kelaman, dan alamat, serta titik lokasi terakhir. 

Nantinya BNPB akan mengirimkan data tersebut ke koordinator personel BNPB yang sudah ada di setiap kabupaten atau kota terdampak guna melakukan pengecekan di lokasi. 
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB. (Redaksi


__________________________