Gunungkidul, -- Maraknya wabah PMK di Gunungkidul masyarakat khususnya warga yang memiliki hewan ternak sapi, menjadi khawatir.
Pada Selasa, 21 Januari 2025, dilaporkan adanya seekor hewan sapi yang tewas secara mendadak. Kejadian di salah satu dusun, Kalurahan Candirejo, wilayah kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul.
Kepala UPT dari Kesehatan Hewan di wilayah tersebut telah melakukan tindakan yakni menurunkan petugas untuk melakukan pemeriksaan, serta koordinasi ke pemangku wilayah (Lurah).
Hal tersebut disampaikan melalui chat whatsapp, pada Rabu, (22/01/2025) siang.
"Kelanjutanya itu bangkai di kubur memang kebanyakan sapi yg pedet2 di bwh umur 3 bln. Dr puskeswan tak suruh ambil desinfektan utk penyemprotan kandang serentak di sekitarnya. Lajeng menawi yg sakit tak suruh ambil obat luka yg di kaki utk dii semprotkan kaki," Chat Kepala UPT, Sumarmi.
Lebih jelasnya, untuk PMK rawan pada anak sapi (pedet) yang berusia 3 bulanan(red).
Lanjut Kepala UPT, jika pihaknya telah menyediakan disinfektan untuk di semprot kan pada kandang korban, untuk mencegah penularan pada hewan sapi lainya.
Pengertian Virus PMK
Menurut keterangan dari beberapa sumber yakni Kementerian Pertanian RI, Badan Kesehatan Hewan (BKH) dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), menyebutkan penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus Aphthovirus. Penyakit ini menyerang hewan ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.
Sedangkan gejala klinis PMK meliputi:
Gejala luka pada mulut dan kuku, demam tinggi, kehilangan nafsu makan, diare, kuku yang terpisah dari kulit, serta radang pada kuku dan telapak.
Penyebab yang telah di diaknosa adalah dampak dari;
1. Virus Aphthovirus.
2. Kontak langsung dengan hewan terinfeksi.
3. Kontaminasi melalui feses, air liur, dan cairan tubuh.
4. Vektor seperti lalat dan kutu.
Meski demikian, sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi kefatalan pada, hewan tersebut perlu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut.
Pengobatan dan Pencegahan, Vaksinasi, Pengobatan gejala, Pemberian obat anti-inflamasi, Mengisolasi hewan terinfeksi, Meningkatkan kebersihan dan sanitasi kandang, serta Menghindari kontak dengan hewan terinfeksi.
Namun yang paling penting melakukan tindakan darurat, yaitu menghubungi dokter hewan, laporkan ke Dinas Peternakan setempat, lakukan vaksin.
Redaksi
_________