Iklan

header ads

Selain Monyet, Ulat Grayak Turut Serang Tanaman Petani di Gunungkidul

Red/Supadiyono

Gunungkidul, Suaradjogja.com, -- Selain serangan segerombolan monyet ekor panjang, kini para petani Gunungkidul DIY, keluhkan hama lain yang secara merata serang daun tanaman di ladangnya.

Serangan monyet ekor panjang belum ada solusi cara mencegahnya. Namun lagi - lagi hama tanaman tahunan sejenis ulat kembali menyerang daun tanaman palawija yang baru saja berdaun satu dua helai.

Berdasarkan laporan team reporter saat melakukan reportasi di lapangan, (lahan petani) nampak para petani yang sedang mencoba membersihkan ulat grayak yang sedang merusak atau memakan daun jagung yang baru berdaun.

Ulat tersebut berjumlah banyak sehingga dengan hitungan jam, daun sudah habis atau tercabik - cabik.

"Ancaman gagal panen pun menjadi gunjingan para warga petani saat ini," kata Wagiyo (52), warga Semanu, Gunungkidul.

Meski sudah di basmi dengan obat hama, namun nampak selang dua atau tiga hari ulat tersebut kembali muncul.

Suaradjogja.com, mengutip dari berbagai sumber.

Ulat Grayak merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman jagung. Ulat ini tidak berbulu dan biasa disebut oleh petani sebagai ulat tentara karena menyerang dengan populasi tinggi. Siklus hidup ulat grayak dapat berlangsung dari 32 – 46 hari. Fase Telur selama 2-3 hari dengan jumlah telur dapat mencapai 1.046 telur. Fase larva selama 14-19 hari. Fase pupa selama 9-12 hari dan Fase Imago selama 7-12 hari. Ulat ini memiliki daya migrasi tinggi di mana imago mampu terbang 100 km/malam dan 500 km sebelum meletakkan telurnya. Dengan bantuan angin, larva mampu menginvasi tanaman budidaya di sebelahnya.

Ulat grayak umumnya menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di bawah tanaman, mulsa atau dalam tanah. Gejala tanaman terserang ulat grayak adalah daun rusak terkoyak, berlubang tidak beraturan, terdapat kotoran seperti serbuk gergaji dan pada serangan berat daun menjadi gundul.


(Red/Supadiyono)