Red, Sumarja S/Redaksi
Gunungkidul, -- Masih nampak sisa kesedihan kedua orang tua itu walaupun sudah hampir tiga minggu pemakaman anaknya, Santosa, yang diduga meninggal karena malpraktek.
Seperti yang diberitakan media ini sebelumnya kalau Santosa meninggal setelah mendapat tindakan suntik di tempat praktek dokter mandiri, Minggu (13/7/2025).
Dengan nada datar, orang tua almarhum Santosa menjelasakan kalau Kedatangan anaknya itu dari Jakarta pulang ke dusun Gude 1, Kalurahan Sumberwungu, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, mau melayat kerena ada kerabat yang meninggal.
"Tidak menyangka kalau anakku setelah melayat, akan jadi layatan," kata Adi W. ayah almarhum Santosa kepada reporter di rumahnya Rabu, (30/7/2025).
Dijelaskan, malamnya sebelum periksa ke dokter, Santosa mengeluh tidak enak badan. Oleh keluarga diblonyoh dengan menyak angin. Paginya sekira pukul 06.00 WIB dibawa berobat ke dokter praktek terdekat karena hari itu Santosa akan kembali ke Jakarta.
Tapi naas setelah ada tindakan suntik beberapa menit kemudian meninggal di tempat praktek dokter mandiri, alamat Gesing, Purwodadi, Tepus.
"Saya pasrah dengan kejadian ini, cuma yang kami pikirkan siapa yang akan menanggung biaya hidup menantu dan 4 orang cucuku yang ada di Jakarta," kata Adi W. mengakhiri pembicaraannya.
Sementara Dinkes Gunungkidul dimintai statement mengenai peristiwa ini melalui pesan WhatsApp Rabu (30/7/2025) menjawab, " Kejadian tersebut bukan kategori di klinik Pratama tetapi tempat praktek dokter mandiri. Dokter tersebut (2 orang) memiliki STR dan surat ijin praktek (SIP) yang masih berlaku hingga tahun 2026 dan tahun 2027. Dokter tersebut bukan pegawai Dinas Kesehatan Gunungkidul,"
(rep. marja)