Red, Sumarja S/ Redaksi
Gunungkidul, -- Pupus sudah harapan Kalurahan Planjan untuk naik ke tingkat menjadi Kalurahan Budaya dan masih tetap menjadi Rintisan Desa Budaya.
Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, memiliki 14 Dusun. Tahun ini sudah yang keempat kalinya ikut acara Gelar Potensi dan bertempat di lapangan Kalurahan Semanu dengan peserta 25 Kalurahan.
Sebelum acara Gelar Potensi ditutup, yang berlangsung mulai hari Sabtu hingga Senin, salah satu penjaga stan, Sukardiyana bagian Tatalaksana Kalurahan Planjan, sangat berharap tahun ini Kalurahan Planjan bisa masuk lima besar penampilan terbaik Gelar Potensi.
Namun harapan kandas saat di hari terakhir, Senin (22/9/2025) panitia Gelar Potensi mengumumkan yang masuk lima besar yaitu Kalurahan Pengkol, Kalurahan Giri Tirto, Kalurahan Pundungsari, Kalurahan Semugih dan Kalurahan Sumberwungu.
Menurut penjelasan Sukardiyana, ajang tahunan Gelar Potensi merupakan kesempatan tiap kalurahan yang sudah masuk Rintisan Desa Budaya akan naik kelas menjadi Kalurahan Budaya.
Mengenai kesempatan setelah masuk lima besar terbaik penampilan Gelar Potensi akan naik kelas menjadi Kalurahan budaya, reporter menanyakan ke Sekretaris Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Rudy Ismanto, melalui pesan WhatsApp, jawab Rudy "Tentu dengan 6 tim yuri yang sangat profesional kemudian menentukan menjadi lima besar itu sangat transparan sekali, ke depan diharapkan kelima besar atau tiga besar diharapkan terus meningkatkan menjadi Desa Budaya. Tentu saja banyak kreteria yang harus dipenuhi, salah satunya ada juklak dan muklis di Dinas Kebudayaan, " jawab Rudy, Selasa ( 23/9/2025).
Memang sangat berat untuk mencapai tingkat Desa Budaya kalau mengacu kreteria dari Dinas Kebudayaan. Walaupun Kalurahan sudah berusaha maksimal nasib ada ditangan dewan juri.
Mungkin ini pertanyaan yang bisa mewakili Kalurahan untuk Dinas Kebudayaan, kena apa saat ada acara Gelar Potensi tidak tidak mengajak dinas yang lain ikut monitoring supaya semua Kalurahan yang ada di Gunungkidul paling tidak bisa masuk Desa Budaya.
Misal Dinas Koperasi, Dinas perindustrian dan tenaga kerja, ikut mendata dan memberikan edukasi atau bahkan modal agar potensi apa yang bisa dibantu.
Menurut pantauan media, di Gunungkidul tiap Kedinasan membuat acara sendiri-sendiri tidak bersinergi. Dinas Koperasi mengadakan pasar murah atau operasi pasar, Dinas Tenaga kerja mengadakan Jobfair, atau bisa tenaga kerja.
Padahal kalau mau, tiap acara Gelar Potensi, dinas terkait bisa bekerja sama langsung menangai persoalan di tingkat Kalurahan. Toh sama-sama menggunakan anggaran dari negara.
__________________