Red/Dimaz
Yogyakarta, ___ Hari ini Sabtu 28 Juni 2025 sebuah seminar edukatif bertema “Anak Menolak Makan? Belum Tentu Salah Makanannya” sukses diselenggarakan oleh Sanggar ASI, bekerja sama dengan RS AMC Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 5 RS AMC Muhammadiyah Yogyakarta dan dihadiri oleh 85 peserta dari kalangan orang tua, tenaga kesehatan, serta pegiat tumbuh kembang anak.
Seminar ini menghadirkan narasumber utama dr. Tan Shot Yen, seorang dokter sekaligus ahli gizi masyarakat yang dikenal luas atas kepeduliannya dalam isu nutrisi dan pendidikan gizi keluarga. Dalam pemaparannya, dr. Tan menekankan bahwa penolakan makan pada anak sering kali bukan hanya soal menu, melainkan berkaitan erat dengan pola pengasuhan, kesiapan oromotor anak, interaksi emosional, hingga suasana saat makan.
"MPASI bukan hanya soal tekstur dan gizi, tetapi juga tentang relasi anak dengan makanan. Ketika anak menolak makan, jangan buru-buru menyalahkan makanannya. Bisa jadi, yang perlu diperbaiki adalah cara kita mengajak makan," ujar dr. Tan dalam sesi utama seminar. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Sanggar ASI dalam memperluas edukasi berbasis ilmu mengenai Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat, serta membangun budaya makan yang sehat dan empatik di keluarga Indonesia.
Raisika Riyanto, selaku CEO Sanggar ASI, menegaskan pentingnya membekali orang tua dengan pemahaman yang menyeluruh tentang dinamika makan anak: “Kami percaya bahwa setiap anak berhak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih dan pengertian,
termasuk saat makan. Tantangan makan bukan sekadar soal nutrisi, tapi soal hubungan dan komunikasi. Seminar ini kami hadirkan agar para orang tua merasa tidak sendirian dan mendapat bekal ilmu yang ilmiah sekaligus membumi,” ungkap Raisika.
Dukungan penuh juga datang dari RS AMC Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tuan rumah penyelenggara. Dalam sambutannya, Direktur RS AMC Muhammadiyah Yogyakarta, drg. Betha Candra Sari, MPH, menyatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan komitmen rumah sakit dalam promotif dan preventif kesehatan masyarakat: Sebagai rumah sakit yang berfokus pada kesehatan ibu dan anak, kami memandang penting untuk tidak hanya menyembuhkan penyakit, tetapi juga mencegahnya melalui edukasi. MPASI yang salah bisa berdampak jangka panjang pada tumbuh kembang anak. Karena itu, kami mendukung penuh kegiatan seperti ini dan menyediakan ruang agar edukasi bisa menjangkau lebih banyak keluarga,” ujarnya. Dengan semangat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, seminar ini diharapkan dapat menjadi pemantik lahirnya lebih banyak inisiatif edukatif di bidang gizi dan pengasuhan yang berkelanjutan.
___________